Hubungan politik tersebut menciptakan kerjasama di berbagai aspek, seperti di bidang sains, tafsir, teologi, militer dan sebagainya. Dari situ dapat diketahui adanya perkembangan yang sangat luar biasa, bukan? Akan tetapi, pada suatu ketika kerajaan ini runtuh dan melebur dengan kerajaan Aceh. Masa kemunduran tersebut terjadi karena beberapa peristiwa dalam pemerintahan.
Masa Kemunduran Kerajaan Samudera Pasai
Masa kejayaan kerajaan Samudera Pasai berakhir karena ada pengaruh dari dalam dan luar. Faktor internal yang mempengaruhi karena ada pertengkaran di dalam keluarga kerajaan. Diawali dari perebutan tahta kerajaan yang membuat peristiwa perang saudara serta pemberontakan di dalam wilayah.
Pada saat itu, Raja Pasai tidak mampu mengatasi sendiri. Sampai-sampai meminta bala bantuan ke Raja Malaka. Namun, di waktu bersamaan, Raja Malaka tidak bisa menolong karena sedang menghadapi serangan Portugal. Perpecahan di Pasai membuat kekuatan kerajaan makin lemah. Hingga di 10 tahun kemudian di tahun 1521 Masehi, Pasai diserang oleh Portugal. Hingga akhirnya kerajaan runtuh dan sisa-sisa kerajaan masih ada sampai di tahun 1524 Masehi. Sebab di kala itu kerajaan Pasai melebur jadi satu bagian dengan kerajaan Aceh
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
Dari masa awal berdiri, jaya hingga mengalami kemunduran, kerajaan Pasai meninggalkan berbagai macam benda bernilai sejarah. Peninggalan itu pun diteliti oleh para arkeolog untuk mengetahui akan kebenaran di zaman kerajaan dulu. Berikut adalah bukti-bukti peninggalan sejarah yang diperoleh:
- Koin Emas
Merupakan alat pembayaran yang sah di lingkungan kerajaan Pasai. Koin emas tersebut dikenal dengan nama Dirham yang dibuat dari campuran tembaga, perak dan emas. Ciri unik yang khas dari koin tersebut adalah ada tulisan Arab.
- Cakra Donya
Berupa sebuah lonceng besar dari besi tapi berbentuk stupa, yang merupakan hadiah dari kaisar China untuk Sultan Samudera Pasai. Pada bagian lonceng tersebut ada ukiran bertuliskan huruf China dan Arab. Kamu pun bisa melihatnya langsung lho, karena peninggalan tersebut terjaga dengan baik dan bisa ditemui di Lhokseumawe.
- Naskah Surat Sultan Zainal Abidin
Sebelum Sultan Zainal Abidin wafat, beliau mengirimkan surat kepada Kapten Moran dalam tulisan bahasa Arab. Maksud dan isi dari naskah tersebut menceritakan keadaan Samudera Pasai yang mulai runtuh. Surat tersebut ditulis ketika Malaka diserang oleh penjajah Portugis di tahun 1511 Masehi.
- Makam Raja-Raja Samudera Pasai
Keberadaan makam raja-raja Samudera Pasai sangat erat hubungannya dengan eksistensi kerajaan Pasai. Banyak sekali makam-makam raja Pasai yang telah memerintah dari masa ke masa. Seperti contohnya adalah makam dari Sultan Malik As-Saleh berlokasi di Ds. Beuringin, Samudera Pasai. Pada makam tersebut memiliki batu nisan yang ditulis dengan huruf Arab. Tak jauh darinya ada makam Sultan Maulana Al-Zhahir yang berada di samping.
- Makam Perdana Menteri Samudera Pasai
Kerajaan Samudera Pasai juga meninggalkan beberapa makam perdana menteri. Satu diantaranya adalah makam Tengku Yacob yang wafat di tahun 1252 masehi. Makam tersebut sangat terkenal dan pada bagian nisannya terdapat tulisan ayat Kursi, Surat Al-Imron ayat : 18 dan Surat At-Taubah : 21-22.
Dari cerita sejarah kerajaan Samudera Pasai di atas, banyak sekali para penjelajah dan saudara yang mampir. Mereka berkunjung untuk menyebarkan agama Islam serta berdagang. Hubungan ekonomi dan agama terjalin sangat erat. Hingga banyak meninggalkan catatan sejarah yang sampai sekarang bisa kita ketahui.