Beberapa sumber mengatakan bahwa Angkatan Laut Rusia meluncurkan 26 rudal untuk menge-troll Angkatan Laut AS, karena pada saat serangan tersebut, kapal induk USS Theodore Roosevelt (CVN 75) sedang berlayar di daerah utara Teluk Persia, dan tentu saja berada dalam jangkauan rudal. Angka 26 disebut melambangkan Theodore Roosevelt yang merupakan Presiden ke-26 Amerika Serikat. Serangan ini diikuti dengan serangan 18 rudal ke Suriah kembali pada tanggal 20 November 2015. Serangan 18 rudal Kalibr Rusia ini juga dilakukan dari Laut Kaspia.
Sejarah baru ditorehkan pada tanggal 9 Desember 2015. Sebuah kapal selam improved-kilo Rostov-on-Don B-237 meluncurkan rudal jelajah dari wilayah laut tengah. Hal ini merupakan kali pertama kapal selam Rusia meluncurkan rudal jelajah ke target di Suriah. Hal ini juga menjadi pembuktian keampuhan sistem peluncuran rudal Kalibr-PL dari kapal selam.
Sebenarnya pesawat-pesawat tempur Rusia sudah beroperasi di Suriah pada saat serangan pertama pada 2015, dan bisa dengan mudah meluncurkan serangan udara terhadap target-target itu dengan biaya yang jauh lebih rendah. Namun, dengan memamerkan kemampuan serangan angkatan laut jarak jauhnya, Moskow tidak hanya mengiklankan kecakapan teknologinya, tetapi secara harfiah mengiklankan kemampuan rudal Kalibr kepada pembeli asing — yang dapat memilih untuk membeli varian jarak pendek yang dikenal sebagai rudal Klub.
Ada lebih dari selusin varian berbeda dalam keluarga rudal Kalibr, bervariasi dalam platform peluncuran, jangkauan, profil target dan kecepatan. Bervariasi panjangnya dari enam hingga sembilan meter, tetapi semuanya mengemas hulu ledak seberat 500 kilogram dan juga bisa dimuat hululedak nuklir.
Varian rudal anti kapalnya — dikodekan sebagai SS-N-27 Sizzler oleh NATO, atau kode Rusian 3M54T atau 3M54K untuk masing-masing versi yang diluncurkan kapal dan kapal selam — memiliki jangkauan yang lebih pendek, diperkirakan antara 500 km hingga dan 700 kilometer, dan dirancang untuk terbang rendah di atas permukaan laut untuk menghindari deteksi radar.
Memanfaatkan mesin ber-vectoring nozzle yang disematkan pada versi rudal yang diluncurkan kapal, rudal Kalibr dengan sistem pelacak radar aktif ini juga dirancang untuk melakukan manuver pengelakan alih-alih terbang dengan garis lurus. Ketika mereka mendekati kapal musuh, rudal-rudal itu menambah kecepatan dari kecepatan jelajah Mach 0,8 hingga Mach 3, dan menurunkan ketinggian terbangnya hingga hanya setinggi 4,6 meter — membuat sistem pertahanan anti serangan udara sebuah kapal untuk menembak jatuh rudal ini.
Bismillah, mohon rudal kalibr diakuisisi agar sistem arhanud kita kuat,jangan sekali tempo andalkan SHORAD,kecuali dikawal dengan buk.m.3,rudal neptune,bila amerika tidak memberikan rudal patriot,gunakan saja rudal eropa timur.