Foto Seorang pejuang ditawan beberapa tentara Belanda, Medan 1947. Pejuang TNI ini tertawan pada saat Belanda melakukan Agresi Militer nya yang pertama.
Foto Seorang marinir Belanda mengayunkan popornya ketika proses interogasi terhadap beberapa pejuang TNI yang ditawan dalam suatu serbuan. Tampak salah salah seorang pejuang khusuk berdoa, dan salah satu pejuang merupakan keturunan Tionghoa. Dalam proses interogasi, sering sekali hukuman kejam diterapkan Belanda demi mendapatkan informasi.
Foto Pejuang yang tewas tertembak Marinir Belanda dari Kompi B. Pejuang ini menembaki posisi pasukan Belanda dari parit ini, sebelum akhirnya gugur tertembus peluru musuh.
Pejuang pejuang yang tertawan dalam suatu pertempuran di Malang, medio Juli 1947, diinterogasi terlebih dahulu sebelum akhirnya di eksekusi.
Nakajima A4N di Lanud Maguwo, 1947. TNI AU waktu jaman perjuangan itu mempunyai banyak pesawat tinggalan Jepang. Total ada sekitar 75 pesawat yang tersebar di Cibereum Tasikmalaya, Maguwo Jogjakarta, Maospati Madiun, Singosari Malang dan Morokrembangan Surabaya. Namun, pilot yang tersedia kurang dari 10 orang saja.
Begitu juga dengan ground crew (teknisi, awak senjata, awak navigasi dll) yang hanya segelintir. Akhirnya, nyaris semua pesawat tersebut hancur diserang Belanda saat Agresi Militer II. Walaupun begitu, TNI AU pernah mengadakan serangan udara ke markas Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa, dengan 3 pesawat yang kesemuanya dipiloti oleh siswa penerbang.
TKR Wanita, medio 1947. Tidak hanya para pria, para wanita pun terpanggil dalam perjuangan membela kemerdekaan. Tampak beberapa TKR wanita mempelajari penggunaan pistol revolver.
Admin, bisa di bantu di share foto2 profil prajurit Raider TNI AD dari awal terbentuk nya ( thn 1960 an) s.d sekarang dong? Tks
Tak cari dulu ya, aku punya buku banteng raider tapi lupa naruh di box yang mana 😀
Belanda adalah pelanggar HAM.
Sekarang jadi Pembela HAM.SOK SUCI.
Jangan ajari Kami tentag HAM….Menir……!!!!
Sedikit menambahkan, PG. Subang pada awal pendiriannya sudah tidak menggunakan sistem angkutan tebu denga lori, karena saat pengambilalihan PTP. XXX oleh PT. RNI (dh. PTP XIV) areal sekitar pasirbungur dan sekitarnya sudah tidak ada kagi jalur lori, sepertinya mungkin itu masih pada jaman P&T Lands (Pamanoekan & Tjiasem ), dan mungkin menggunakan dual gauge rel karena ada 3 bilah lajur rel sepertinya yang satu uk. 70 cm yang lainnya mungkin 90 cm, trims mungkin ada yang bisa bantu tambahkan keterangan …ayo kita berbagi pengetahuan.
Wahh lengkap nih. Terimakasih banyak min 🙂
Sekian ratus tahun dijajah belanda tentu saja rakyat menderita, oleh karena itu patutlah buat kita generasi muda menghargai jasa para pahlawan, menegakkan pancasila dan NKRI