Polandia melakukan perlawanan dengan pembom ringan PZL P.23b Karas. Namun usahanya masih terlampau kecil untuk mengimbangi kekuatan Jerman. Pasukan darat Nazi Jerman terus merangsak dan mengepung wilayah-wilayah militer Polandia. Maka dalam tempo 10 hari saja sebanyak dua belas divisi tempur di Kutno berhasil diisolasi tentara Nazi. Polandia mendapat dukungan Inggris dan Perancis, namun terlambat sebelum akhirnya bertekuk.
Dengan peran dan fungsinya inilah, tidak heran, Stuka yang muncul dan menggemparkan musuh ini disebut sebagai pembuka jalan dan tulang punggung (backbone) serangan bagi kekuatan darat tentara Nazi. Jerman makin mendapat angin dan terus melakukan invasi di negara-negara Eropa.
Begitupun dalam penggempuran ke Kota Rotterdam, Belanda (Mei 1940), Stuka tak juga dapat dibendung. Pembom ini adalah monster baru bagi musuh-musuh Hitler.
Istilah pembom tukik, dimana pesawat melakukan gerakan tukik dan membom (dive and bombing), sebenarnya sudah tercetus dalam masa Perang Dunia 1. Bahkan, disebutkan, para perancang Jerman sebenarnya mempelajari teknik ini dari Angkatan Laut Amerika yang akhirnya diwujudkan dalam sayembara tahun 1933 dan dimenangkan Junkers Ju-87 Stuka (1935).
Junkers sendiri sebenarnya mulai mengotak-atik teknik membom tukik ini tahun 1920, yakni dengan mengeluarkan pembom bersayap ganda K-47, yang dua belas buah diantaranya pernah dijual ke Cina (1928).
Kemampuan menukik dan keluar kembali dari lintasan tukik adalah kelebihan tersendiri dari pembom bersayap camar terbalik (inverted-gull) Ju-87. Selain untuk mengakuratkan pemboman juga karena mekanisme ini dikendalikan secara otomatis atau auto pilot. Penerbangnya hanya men-set altimeter serta sudut tukik yang diinginkan. Setelah itu tinggal menurunkan bilah rem (air brake) dibawah sayap dan pesawat akan bergerak sendiri.
Versi Versi Stuka
Sejak dibuat tahun 1935 Stuka terus mengalami berbagai penyempurnaan dan versi khusus. Dari versi Anton hingga Gustav seperti disinggung di depan (meski pun untuk versi G ini sebenarnya terjadi pergeseran peran dimana kemampuan tukiknya hilang, akibat bilah rem di sayap bawah untuk tukik dihilangkan bagi sempurnanya penempatan pod kanon penghancur tank).
Versi lain misalnya adalah Stuka model C (Clara) yang dibuat untuk mengisi kapal induk Graf Zeppelin. Pembom ini dilengkapi tail hook (pengait ekor), sayap lipat (folding wing) dan kemampuan batang roda yang copotable (bisa dilepaskan) untuk pendaratan darurat (ditching) di laut. Namun versi ini hanya 12 unit saja dibuat, menyusul dihentikan pengembangan kapal induknya.
Versi lain adalah pembawa bom torpedo yakni Ju-87D (meski dalam kenyatannya fungsi pembom torpedo ini masih jauh lebih baik dilaksanakan oleh pesawat berkemampuan terbang lebih cepat dan berkapasitas muatan besar yakni Heinkel He 111 dan Ju-88A). Versi jarak jauh Ju-87R dengan penambahan kapasitas fuel tank serta versi latih Ju-87H.
Versi Berta dikembangkan dalam beberapa versi lain. Misalnya versi Trop yang digunakan oleh korp Afrika. Versi B juga digunakan di Front Timur oleh negara lain yakni Slovakia, Rumania, Bulgaria, Hungaria dan oleh Regia Aeronautica Italia.