Junkers Ju-87 Stuka, Pembom Tukik Legendaris Jerman di Perang Dunia 2 – HobbyMiliter.com – Sturzkampfflugzeuge alias Stuka adalah julukan yang diberikan kepada bomber mini ini. Dalam bahasa Jerman artinya adalah pembom tukik. Pesawat yang dibuat pada masa jeda antar dua perang besar ini (1937) menjadi salah satu kunci keberhasilan taktik serangan kilat Jerman dalam masa awal perang dunia 2, Blitzkrieg. Pembom ini juga terkenal karena suara peluit kematiannya yang terdengar saat menukik sebelum menjatuhkan bom ke musuh. Mungkin ini sebabnya mas H memilih nickname @Stuka1788 di formil Kaskus.
Bentuknya kecil, sekilas mirip pesawat tempur pada zamannya yang condong ringan dan praktis. Tapi banyak yang mengatakan bentuk pesawat Jungkers Ju-87 Stuka ini jelek dan tidak lincah. Dengan mesin Jumo 210 Ca (versi Anton] berkekuatan 640 Tenaga Kuda, kecepatan terbangnya pun lambat, hanya 285 km/jam. Senjata pertahanannya juga terbilang minim. Yakni satu senapan MG 17 kaliber 7,92 mm di sayap. Dalam beberapa hal, satu senapan manual MG 15 kaliber 7,92 mm digunakan gunner (penembak) di kokpit belakang.
Pada versi G (Gustav) senjata ini diganti dengan sepasang kanon Flak 18 (BK 3,7) 37 mm, 12 peluru. Maka jadilah Ju-87G sebagai pembom dan penghancur tank yang mujarab. Oleh karenanya, julukan sebagai Kanonenvogel atau Canonbird maupun Panzernacker (pembelah tank) disandang pula oleh pembom yang masuk ke jajaran kekuatan udara Luftwaffe tahun 1937 ini.
Bukti konkritnya, dalam Battle of Kursk (rangkaian penyerbuan Jerman ke Soviet, 1943-1944), Hans-Ulrich Rudel yang terbang dengan pembom ini sebanyak 2.530 sorti (meskipun tertembak jatuh 30 kali hingga sebelah kakinya harus diganti dengan kaki besi) berhasil memporak-porandakan 519 buah tank pasukan tentara Beruang Merah Uni Soviet itu. Hasil yang jelas menakjubkan.
Peluit kematian Junkers Ju-87 Stuka
Oleh karenanya banyak sejarahwan penerbangan kagum dan menggolongkan pembom buatan firma Junkers Jerman ini sebagai yang legendaris. Bila di udara ibarat sebuah predator yang mengcrikan. Jalannya yang pelan tiba-tiba bisa berubah menjadi sebuah tukikan burung besi yang mengantarkan bom-bom SC 250 kg sambil melengkingkan suara khas, “peluit kematian” dari terompet Jerricho yang dipasang para penerbangnya di batang roda utama. Tentara musuh yang menjadi sasaran hanya terbengong-bengong sebelum menyadari makhluk aneh baru di angkasa.
Salah satu sejarahwan yang memberikan komentarnya terhadap Ju-87 adalah William Green dengan mengatakan Stuka sebagai “An evil looking machine with something of the predatory bird in its ugly contours.” Selain itu, dalam buku Warplane of the Luftwaffe (1994) disebutkan, Junkers Ju-87 adalah pesawat yang menenggelamkan kapal dan tank terbanyak dalam sejarah PD II untuk semua jenis pesawat.
Kecuali tidak menyaingi Ilyushin Il-2 Shturmovik buatan Uni Soviet. Dapat dimaklumi memang, karena Il-2 merupakan pesawat yang diproduksi terbanyak dalam sejarah yakni sekitar 35.000 unit pesawat sementara Stuka hanya dibuat sejumlah 5.700 buah saja.
Kehebatan Ju-87 dalam melakukan pemboman tidak diragukan banyak kalangan saat itu. Dalam sejarah penerbangan, dua pembom lain yang disebut mampu menandingi keefektifannya adalah SBD Dauntless Amerika dan Pembom Aichi D3A Val Jepang.
Kiprah pertama Ju-87 dimulai manakala pembom ini ditugaskan AU Jerman dalam legion condor untuk menyokong kekuatan front Nasionalis dalam Perang Sipil (civil war) di Spanyol (1936-1939). Dalam ajang perang melawan pasukan tentara sosialis Republik sayap kiri yang ditopang kekuatan Uni Soviet ini, Ju-87 membuka cakrawala baru diantara seliweran pesawat tempur di udara seperti Heinkel He-51, Fiat CR.32, Messerschmitt Bf-109D (Nasionalis), Hawker Fury, Polikarpov I-16 (Republik) maupun pembom lain yakni Savoia Marchetti, Junkers Ju 52/3m (Nasionalis) dan Tupolev SB-2 (Republik). Tentara Republik berhasil dipukul mundur, dan nama Stuka melambung ke permukaan.
Stuka Gempur Warsawa
Kesuksesan Stuka berlanjut dan mencapai momentumnya dalam penyerangan kilat Jerman ke Polandia sekaligus menandai dibukanya Perang Dunia 2 di belahan Eropa pada 1 September 1939. Sebanyak sembilan Stuka-gruppen (grup pembom Stuka) atau 366 pesawat bergantian menutupi angkasa Polandia melengkapi pengiriman 300 pembom berat Heinkel He-111 dan pembom medium Dornier Do-17. Bahkan, dengan Stuka juga genderang perang terhadap Polandia dikumandangkan Hitler sebelas menit setelah tiga pembom ini terbang dari Elbing menuju sasarannya yakni Jembatan Dischau di atas Vistula pada pukul 04.36 pagi.
Ibukota Warsawa dibombardir. Begitu pun dengan Pangkalan Udara Krakow dan Lemburg yang dihuni pesawat tempur tua. Pangkalan Angkatan Laut Putzig/Rahmel serta industri pesawat tempur PZL sendiri diberangus tanpa ampun.