Operation Lunik, Ketika AS Menculik Wahana Luar Angkasa Milik Uni Soviet – HobbyMiliter.com – Apakabar pembaca yang budiman? Saya harap anda sekalian tetap sehat dan selalu fit ditengah pandemi Covid-19 yang tengah berlangsung saat ini. Mohon maaf apabila saya menghilang sejenak dari HobbyMiliter. Ada beberapa hal yang harus saya selesaikan sehingga saya tidak bisa memberikan kontribusi tulisan untuk sementara waktu.
Kali ini, saya akan mencoba menghadirkan kehadapan anda sekalian, pembaca yang budiman, sebuah kisah lama yang terjadi pada era Perang Dingin. Mungkin kisah ini mirip dengan plot film action yang menghadirkan kisah tentang operasi intelijen (yaah, seperti plot film James Bond lah, kira-kira). Bedanya, kisah ini nyata dan pernah terjadi, meski dalam pelaksanaannya operasi ini berhasil dilakukan tanpa adanya kontak tembak antara pihak-pihak yang bersinggungan. Sayangnya, kami tidak mendapatkan informasi jelas terkait lokasi – lokasi yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) pada cerita ini.
Inilah kisah tentang Operation Lunik, kala Amerika Serikat berhasil menculik wahana antariksa milik Uni Soviet.
Sejarah Singkat Wahana Antariksa Lunik
Wahana antariksa Lunik sejatinya merupakan bagian dari program eksplorasi nir awak Uni Soviet terhadap kondisi Bulan. Program eksplorasi nir awak ini oleh Uni Soviet dinamai Luna Programme, dimana Lunik merupakan “sebutan” pihak Barat terhadap program tersebut. Dimulai pada tahun 1958 dan dinyatakan resmi berakhir pada tahun 1976, Programme Luna berhasil mencatatkan sebanyak 15 misi peluncuran sukses dan 29 misi peluncuran gagal.
Dalam pelaksanaannnya, Programme Luna membagi wahana antariksa kedalam beberapa misi, diantaranya yakni wahana Impactor, wahana Flyby (terbang melewati), wahana Soft Lander, wahana Orbiter, wahana Rover, dan wahana Sample Return.
Dalam program ini, tidak kurang dari 24 unit wahana antariksa diberikan nama designasi Luna, yang oleh kalangan intelijen dan masyarakat di Blok Barat juga disebut Lunik. Beberapa wahana antariksa dari program Luna / Lunik ini berhasil mencatatkan beberapa rekor dunia. Diantaranya, Luna 2 / Lunik 2, berhasil menjadi objek buatan manusia (man-made) pertama yang mampu mencapai wilayah daratan di Bulan. Kemudian Luna 3 / Lunik 3, berhasil menjadi wahana antariksa pertama yang mengambil foto bagian Bulan yang tidak nampak dari Bumi (Far side of the Moon).
Beberapa pencapaian prestisius ini rupanya membuat kalangan intelijen dan Angkatan Bersenjata Amerika Serikat penasaran. Selain fakta bahwa program Luna / Lunik telah menghasilkan beberapa rekor dunia, rupanya Amerika ingin mengetahui siapa saja yang memasok komponen – komponen dalam sistem Lunik sehingga dapat bekerja dengan baik sesuai dengan misinya. Wajar saja, AS pasti akan berusaha sekuat tenaga memetakan potensi lawannya di kala itu, yakni Uni Soviet.
Dengan mengetahui fasilitas mana saja yang memproduksi tiap-tiap komponen, AS dapat memetakan lokasi, kemampuan, serta jumlah aset industri strategis Uni Soviet di bidang penerbangan Antariksa / Luar Angkasa. Data itu sangat berguna apabila kelak terjadi konflik militer antara kedua negara dimana AS dapat dengan cepat menghancurkan pabrik / fasilitas industri strategis milik Uni Soviet dibidang Antariksa yang juga dapat dimanfaatkan Soviet sebagai Industri Pendukung bagi pengembangan teknologi militernya terutama untuk peluru kendali / rudal nuklir antar benua (ICBM).
Berangkat dari motivasi tersebut, ditambah dengan adanya informasi bahwa Uni Soviet sedang dengan bangga nya memamerkan wahana Lunik 2 pada sebuah tur eksibisi ke berbagai negara, membuat intelijen AS (CIA) segera menyusun rencana untuk dapat menggali informasi langsung dari unit wahana Antariksa Lunik 2 milik Uni Soviet tersebut. Akhirnya, dirancanglah sebuah operasi yang secara tidak resmi disebut sebagai “Operation Lunik”.