Pesawat tempur stealth Swedia ini dikabarkan didesain bersama oleh SAAB dengan melibatkan institusi akademis Linköping University. Tentu saja kolaborasi industri pertahanan dengan institusi akademis bisa menjadi simbiosis mutualisme diantara keduanya.
Hasil sementara, SAAB sudah membangun purwarupa pesawat tempur stealth ini walau masih sebatas scale model 1:13 sekedar untuk menguji konsep dan aerodinamika. Pesawat uji tersebut dilaporkan dapat terbang dengan baik.
Desainnya tentu saja masih khas SAAB, dengan delta wing dan canard. Mirip Gripen dengan menggunakan kanopi model bubble seperti yang digunakan oleh F-22 Raptor dan F-16. Keunggulannya? Pandangan pilot jadi luas dan awareness nya meningkat.
KAI KFX Dari Korea Selatan
KAI KFX merupakan proyek pengembangan pesawat tempur bersama antara Korea Selatan dan Indonesia. Proyek ini sebenarnya sudah dimulai dari tahun 2001 dengan dikerjakan sendiri oleh Korea Selatan.
Pada tahun 2010, Indonesia memutuskan tertarik untuk bergabung dalam riset pengembangan KFX dan IFX (versi non stealth jatah Indonesia dari KFX). Beban biaya riset ditanggung bersama dengan porsi pembagian 80% Korea Selatan dan 20% ditanggung oleh Indonesia. Katanya..
Selain menanggung beban 20% biaya riset, pada awal bergabungnya, Indonesia juga berkomitmen untuk membeli 50 unit versi IFX dari pesawat tempur ini. Jumlah tersebut cukup untuk melengkapi 3 skadron. Menurut sejumlah pengamat militer, awalnya KFX/IFX ini ditargetkan untuk meremajakan Skadron Udara 1 dan 12 (saat ini diisi oleh BAe Hawk 109/209) sekaligus menambah satu skadron tempur baru.
Pesawat tempur stealth KFX/IFX ini memiliki bentuk mirip F-35 milik Amerika Serikat. Kemampuan stealthnya diperkirakan diatas Eurofighter Typhoon dan Rafale. Kemampuan tempur dan gotong senjatanya diatas F-16 dengan jarak jangkau yang lebih jauh. Kehandalannya juga diatas F-16, terutama dengan konfigurasi 2 mesinnya yang lebih aman.
Indonesia memang sudah selayaknya menjadi negara yang maju dalam teknologi, terutama kedirgantaraan, khususnya pesawat tempur, selain itu kedepan juga harus mampu membuat satelit sendiri, karena otak sebuah pertahanan ada di satelit, teknologi drone, kapal selam, “bioradar” (radal anti radar) dan rudal anti satelit dll.
Kita tidak ingin mengganggu negara tetangga, Ideologi Pancasila memungkinkan kita hidup damai dengan negara lain. Kemampuan pertahanan bangsa kita ditujukan untuk menjaga kedaulatan bangsa kita dari gangguan bangsa lain. Yang sudah secara kasat mata mau mengganggu seperti Australia dan Cina. Mereka terang terangan dan diam-diam mengganngu kedaulatan kita…kita harus waspada, dan menyiapkan antisipasinya.