Meriam Utama : 1 pucuk OtoMelara Super Rapid Gun kaliber 76 milimeter
Meriam Sekunder : 1 pucuk Typhoon Mk38 Remote Weapon Station – Stabilised Gun kaliber 25 milimeter
RCWS : 2 pucuk Hitrole RCWS kaliber 12,7 milimeter
Rudal Pertahanan Udara (Rudal Hanud Anti Pesawat) : 12 tabung peluncur rudal VL MICA
Non Lethal : 2 unit Long Range Accoustic Device 500 Xtreme (LRAD-500X) and Xenon Light, Water Cannon System
Fasilitas Aviasi dan RHIB
Untuk fasilitas aviasi/penerbangan, terdapat sebuah dek khusus untuk pendaratan dan lepas landas helikopter untuk menampung 1 unit helikopter angkut kelas medium.
Pada bagian belakang kapal (buritan) terpasang sistem peluncuran sekaligus recovery bagi dua unit perahu Rigid Hull Inflatable Boat atau RHIB yang dapat digunakan untuk mendukung personel pasukan khusus agar dapat menjalankan misi VBSS (Visit Board, Search and Seizure).
Anggota Keluarga Kapal Perang Littoral Mission Vessel Di AL Singapura
Terdapat 8 unit kapal perang jenis Littoral Mission Vessel di AL Singapura, diantaranya yakni :
RSS Independence – 15
RSS Sovereignty – 16
RSS Unity – 17
RSS Justice – 18
RSS Indomitable – 19
RSS Fortitude – 20
RSS Dauntless – 21
RSS Fearless – 22
Penutup
Independence Class – Littoral Mission Vessel tidak diragukan lagi telah mampu menjadi ujung tombak pertahanan wilayah kedaulatan laut negara Singapura. Diresmikannya 3 unit kapal terakhir dari kelas Independence ini pada tanggal 31 Januari 2020 lalu sekaligus menunjukkan kepada publik Asia Tenggara bahwa Singapura mampu memproduksi sendiri kapal perang yang sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh Angkatan Laut Singapura.
Dengan diselesaikan nya keseluruhan 8 unit kapal perang jenis Littoral Mission Vessel kelas Independence untuk Angkatan Laut Singapura, AL Singapura kembali menegaskan komitmennya untuk melindungi kedaulatan wilayah laut negara Singapura, serta turut aktif berperan dalam berbagai situasi kondisi yang terjadi di regional Asia Tenggara.
Selain itu, untuk kesekian kalinya, Singapura menunjukkan kepada khalayak Asia Tenggara bahwa Angkatan Lautnya siap memasuki era militer yang modern, dan juga siap memasuki era otomatisasi dan digitalisasi serta komputerisasi dalam bidang pertahanan dan keamanan negara.
Yang dapat dicontoh oleh kita sebagai bangsa dan negara tetangga, adalah bahwa kita harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan teknologi strategis untuk keperluan pertahanan dan keamanan negara.
Selain itu, kita juga dapat belajar bahwa untuk menciptakan produk karya anak bangsa tidak boleh asal-asalan, harus benar-benar mampu melihat kebutuhan dan mendefinisikan doktrin serta tujuan utama yang ingin dicapai terlebih dahulu, agar ketika kita membangun platform sistem senjata, tidak hanya dapat sekedar “bisa membuat, bisa mengoperasikan, lulus uji kelayakan” tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan, mampu dipakai dalam jangka panjang, serta terukur dan jelas kemampuan serta kehandalannya.