Oleh pihak NATO, pesawat jet tempur ini kemudian diberi kode nama “Fishbed”. Sebagian pilot penerbang di AU Uni Soviet memberi julukan “Balalaika” kepada MiG-21. Ini karena bentuk sayapnya yang menggunakan delta wing dengan badan pesawat cenderung meruncing kecil nampak mirip dengan Balalaika, alat musik tradisional khas Russia.
MiG-21, Pesawat Jet Tempur Sepanjang Masa. MiG-21 Milik VPAF / AU Vietnam Utara Yang Berhasil Menembak Jatuh 13 Pesawat Amerika Pada Perang Vietnam.
Sumber : wikipedia
MiG-21, Selalu Tampil Di Medan Laga
MiG-21 yang didesain untuk menjadi sebuah jet tempur yang “murah, cepat diproduksi, dapat segera digantikan jumlahnya ketika ada yang jatuh” segera menjadi arsenal utama VVS (AU Uni Soviet) dalam Perang Dingin. Selain menjadi salah satu momok pada masa Perang Dingin, MiG-21 juga ikut tampil dalam berbagai medan laga konflik di muka bumi.
Hampir seluruh medan laga telah didatangi oleh MiG-21. Mulai dari dinginnya Eropa pada Perang Dingin, iklim tropis Asia pada berbagai konflik mulai dari operasi Trikora di Indonesia pada tahun 1962, perang Vietnam (MiG-21 masuk AU Vietnam Utara pada tahun 1966), perang India-Pakistan 1971, hingga kering dan tandusnya wilayah Timur Tengah dan Afrika pada konflik timur tengah yang melibatkan Israel dan negara-negara jazirah Arab, serta konflik-konflik yang terjadi pada sesama negara – negara jazirah Arab (Perang Libya vs Mesir pada 1977, Perang Iran – Iraq pada medio 1980an, Perang Sipil Libya 1 dan 2).
MiG-21 merepresentasikan apa yang oleh penulis disebut sebagai sebuah “Jet Tempur Sepanjang Masa”. Didesain sejak era tahun 1950-an, beberapa negara tercatat masih efektif menggunakan MiG-21 sebagai penempur untuk misi-misi intersepsi terbatas, serang darat, hingga patroli perbatasan.
Varian MiG-21
Secara umum, MiG-21 memiliki banyak varian yang memiliki keistimewaan nya masing-masing. Beberapa varian MiG-21 yang diketahui oleh penulis yakni sebagai berikut :
MiG-21F
MiG-21F merupakan versi produksi massal tahap awal yang mulai diproduksi pada tahun 1959. Huruf “F” pada MiG-21F merupakan kependekan dari “Forsirovannyy” yang berarti “Peningkatan” dalam Bahasa Indonesia. Unit-unit pertama dari varian ini dipersenjatai dengan satu unit meriam internal NR-30 kaliber 30 milimeter dan dua unit meriam internal NR-23 kaliber 23 milimeter.
Unit-unit MiG-21F yang diproduksi di kemudian hari diubah persenjataan internal nya dengan hanya menggunakan dua unit meriam internal NR-30 yang masing-masing membawa 60 butir peluru. Selain dipersenjatai dengan kanon-kanon internal, MiG-21F juga dilengkapi dua unit pylon yang memungkinkan pesawat ini membawa dua unit bom untuk misi serang darat.
MiG-21P-13
MiG-21P-13 adalah versi produksi massal MiG-21 yang didesain sebagai pesawat tempur buru sergap atau interceptor. Abjad “P” pada MiG-21P-13 merupakan singkatan dari “Perekvatchik” yang berarti interseptor. Dimana angka “13” dalam MiG-21P-13 berarti bahwa pesawat tempur ini memiliki kemampuan untuk meluncurkan rudal udara-ke-udara jarak pendek K-13 Vympel alias “Atoll” yang merupakan versi reverse engineering dari rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder milik AS.
MiG-21F-13
MiG-21F-13 merupakan versi produksi massal MiG-21F yang dikembangkan dengan kemampuan tambahan untuk mampu menembakkan rudal udara-ke-udara jarak pendek K-13 Vympel atau “Atoll”. Tidak seperti MiG-21F yang memiliki dua hingga tiga unit kanon internal, MiG-21F-13 hanya memiliki satu unit kanon internal NR-30 kaliber 30 milimeter yang terpasang pada sisi samping pesawat dengan hanya membawa 60 butir peluru.
Namun demikian, MiG-21F-13 memiliki peningkatan kemampuan persenjataan dibandingkan sang pendahulu, MiG-21F. MiG-21F-13 mampu membawa dan menembakkan dua unit rudal udara-ke-udara jarak pendek K-13 Vympel alias “Atoll” yang merupakan versi reverse engineering dari rudal udara-ke-udara jarak pendek AIM-9 Sidewinder milik AS.
Selain dapat membawa kanon internal serta rudal udara-ke-udara jarak pendek, MiG-21F-13 juga mampu melaksanakan misi serang darat. Ini ditunjukkan dengan kemampuannya untuk membawa dan meluncurkan roket tanpa kendali (unguided rocket), dan kemampuan untuk membawa bom FAB-100, FAB-250, serta bom FAB-500. Terakhir, MiG-21F-13 juga dapat digunakan untuk membawa dan meluncurkan bom napalm ZB-360.
Chengdu J-7 / F-7
Chengdu J-7 / F-7 merupakan varian MiG-21F-13 yang diproduksi oleh China secara lisensi produksi. China memasarkan F-7 sebagai varian ekspor dimana J-7 digunakan khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Angkatan Bersenjata China. Tercatat sebanyak 2.400 unit pesawat telah diproduksi China untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor ke berbagai negara. Produksi J-7 / F-7 berlangsung mulai tahun 1966 hingga 2013.
MiG-21PF
MiG-21PF sejatinya adalah pengembangan dari MiG-21P-13. PF sendiri merupakan singkatan dalam Bahasa Rusia yang berarti P = “Perekvatchik” atau interseptor, dan F = “Forsirovannyy” atau peningkatan.
Fitur utama pada varian ini adalah kemampuan untuk bertempur di segala cuaca atau all-weather interceptor. Kelebihan lain dari varian ini adalah kemampuan untuk membawa dan meluncurkan rudal udara-ke-udara jarak pendek K-5 alias AA-1 “Alkali” disamping kemampuan membawa dan meluncurkan rudal K-13 “Atoll”.
MiG-21M dan MiG-21FL
MiG-21M dan MiG-21FL merupakan varian jet tempur MiG-21 yang diproduksi secara lisensi produksi oleh Hindustan Aeronautics Limited atau disingkat HAL, yang merupakan perusahaan industri pertahanan asal India. Tercatat sebanyak 657 unit pesawat berhasil dibangun oleh India sebagai bagian dari perjanjian kerjasama transfer teknologi antara pemerintah India dengan pemerintah Rusia.