Di tahun 2038, Hobart Class Destroyer pertama akan berumur 21 tahun. Pada tahun 2038 ini, Australia akan mulai mendisain kapal perang destroyer pengganti Hobart Class. Diberikan waktu sekitar 9 tahun bagi tim kementerian pertahanan, Angkatan Laut dan Iindustri pertahannnya untuk melakukan desain dan pengembangan untuk menghasilkan destroyer pengganti sehingga ketika kapal Hobart Class Destroyer berumur 30 tahun, sudah dapat pensiun dengan pengganti yang juga sudah siap bentuk dan teknologinya.
Nah ini yang paling menarik. Walau baru akan didesain pada 2038, Australia tentu saja sudah mempersiapkan industri dalam negerinya dari sekarang untuk agar dapat menyediakan skilled workforce, infrastruktur dan teknologi yang diperlukan dengan melakukan pembuatan 9 fregat di dalam negeri.
Dari segi pendanaan, Australia juga punya waktu dari tahun 2020 hingga 2038 untuk mempersiapkan ekonominya agar bisa mendanai pembuatan 3 AWD Destroyer pengganti itu. Membangun kapal merupakan pekerjaan yang membutuhkan biaya luar biasa mahal. Untuk sekelas fregat saja, kalau sensor, sistem dan senjatanya lengkap, harganya bisa setara dengan 1 skadron pesawat tempur kelas medium. Belum biaya pengembangan teknologi untuk teknologi teknologi yang masih harus dicari rahasianya.
Ini adalah konsep Continuous Shipbuilding yang dipakai oleh Australia. Begitu kapal selesai dibuat, sudah di planning masa hidupnya dan dipersiapkan pendanaan, teknologi, industri, workforce yang diperlukan untuk menggantikannya. Dari sisi industri pertahanan, kapasitas industri pun tidak akan idle, karena begitu kapal fregat terakhir selesai, galangan akan segera membuat destroyer yang sudah direncanakan tersebut.
Hal ini sebenernya juga sudah dilakukan AU Australia. Program pembelian F-35 yang oleh netizen Indonesia disebut2 sebagai reaksi atas rencana pembelian Su-35 Indonesia SESUNGGUHNYA sudah diplanning sejak tahun 2002. Tahun dimana kita aja BELUM KEPIKIRAN beli Su-27SK yang dibeli dadakan karena kasus Bawean itu.
Setuju, lanjutkan dan kembangkan program MEF
Sebuah master plan di bidang teknologi yang baik akan memasukan BCP (Business continuty plan), sehingga kontinyuitas akan terjaga. Begitupun dalam bidang pertahanan untuk TNI saat ini, wajib hukumnya ada master plan (seperti MEF), yang didalamnya juga terdapat tiga komponen postur, yakni kekuatan, gelar (persebaran penempatan), dan kemampuan. Modernisasi alutsista untuk memperkuat kesatuan itu juga diikuti dengan pengembangan kemampuan prajurit. Pengadaan senjata dilakukan dengan pendekatan lifecycle, yakni pendekatan hidup penuh, mulai dari desain hingga masa pakai alutsistanya yang sudah habis.
Didalam MEF sudah juga memperhitungkan dukungan sdm, industri dan litbang dalam negri dalam mendukung master plan tersebut. Setelah tahun 2024, yaitu setelah 3 rencana strategis diselesaikan bukan lagi kekuatan minimum esensial tetapi sdh mulai masuk kekuatan militer utama.